DELFT, I am in Love

Agak merasa bersalah belum sempat berbagi hasil perjalanan ke Eropa kemarin. Maklumlah, masih remaja, mood nya suka datang dan pergi tanpa diminta *semacam jelangkung*

Sebenernya salah satu tujuan utama saya ke Eropa selain mau mengunjungi teman adalah KEUKENHOF atau kebon tulip terbesar di dunia yang ada Belanda. Keukenhof ini hanya di buka selama beberapa bulan. Mereka mulai buka akhir Maret sampai akhir Mei. Kebunya seluas 32 hektar!!!

Boleh cek di website nya Keukenhof Netherland

Ternyata, orang Belanda nya sendiri banyak yang gak tau tentang keukenhof ini. Teman saya yang orang belanda malah bingung pas saya nanya tentang keukenhof. Singkat cerita waktu itu saya sampai Belanda pagi hari. Teman saya Dave yang dengan sweet-nya terbang dari Norwegia ke Belanda hanya untuk bertemu saya ( Cieeeee ) sempet kesasar, jadi saya harus nunggu sekitar 30 menit sampai dia menjemput saya di bandara. Setelah itu kami menuju Zandaam, kota di mana kami menginap. Oh by the way Dave yang nyiapin transportasi sama penginepanya, saya terima beres aja! *hehehehe iri ya ?*

Cuaca di musim semi itu memang menjengkelkan. kalau beruntung bisa dapat langit super cérah. Tapi kebanyakan hujan *sedih* . Setelah cek prakiraan cuaca kami memutuskan untuk pergi ke Lisse ( Keukenhof ) hari itu juga, yang pada rencana awalnya akan kami lakukan keesokan paginya! Menurut prakiraan cuaca keesokan harinya bakal hujan seharian. Lumayan sih perjalananya. and did I mention I havent rest yet after 14 hours flight? hahahaha. Badan saya ini kalau diajak jalan jalan memang gak kenal capek!

Dari Zandaam kami menuju Amsterdam schipol plaza menggunakan kereta. Setelah itu kami naik bis menuju Keukenhof. Saya sempat kesulitan mencari bis ke Keukenhof ini, yang ternyata ngetemnya di pojokan gedung. Tandanya ada balon tulip segede gaban. Tiket bisa dibeli online atau on the spot. City pass tidak bisa dipakai untuk bis ini, jadi harus bayar lagi. Perjalananya sekitar satu jam.

Semua orang di Belanda baik, kecuali yang tidak. Kalau kebingungan nanya aja.

Akhirnya Saya sampai di Kukenhof. Sayang karena baru awal dibuka, karpet tulipnya belom jadi. Bunga-bunganya juga masih malu-malu keluarnya. Saya kurang beruntung masalah cuaca, mendung seharian! Alhasil foto-foto saya kurang greget!

Bagi yang suka bunga, Keukenhof itu seperti surga. Bener bener cantik! Ada juga kincir angin yang instagram-able banget. Ada pertunjukan boneka, ada toko souvenir, ada tempat makan, ada photo booth jugak. Lengkap!

Bunga Bunga Bermekaran
Bunga Bunga Bermekaran

 

IMG_0039
Cantik, kan ?

 

KINCING ANGIN
KINCIR ANGIN – kalau pak boss Jarangpanas mau prewed disini saya bersedia motoin loh pak :p

 

kalau lagi "kerja" emang gak ada cantik cantiknya, gimana mau dapet jodoh traveling ??
kalau lagi “kerja” emang gak ada cantik cantiknya, gimana mau dapet jodoh traveling ??

Setelah puas berkeliling keukenhof yang pengunjungnya didominasi orang Asia, lengkap dengan selfie stick nya, kami kelaparan. Dave menyarankan untuk pergi ke kota selanjutnya untuk makan malam. We are going to DELFT! Saya iyain aja, karena setelah 14 jam terbang , perut lapar, dan belum istirahat sama sekali, saya jadi lebih penurut!  Entah kenapa keinginan saya makan masakan Indonesia ala Belanda sangat besar. Jadi, saya bilang ke Dave

” Dave, saya mau makan nasi”

Sekalian sih ngajak ni orang ngerasain masakan Indonesia. Selain itu saya selalu pensaran gimana rasa masakan Indonesia yang dijual di luar negeri. (sok sok jadi kritikus makanan gitu deh).

Alasan lain ya karena setelah Belanda saya mungkin gak akan menemukan makanan apapun yang berbau Indonesia. Jadi sebagai amunisi sebelum makan roti selama sisa perjalanan, hahaha. Akhirnya kami berjalan keliling kota DELFT dan menemukan sebuah restoran kecil yang jual SATE AYAM! Itu perasaanya sama seperti nemu duit 10 ribu di kantong celana jeans pas tanggal tua. Seriously!

Selain itu, karena Dave ini gak doyan pedes, sate ayam sounds good, right ? 

Akhirnya kami masuk dan duduk manis sambil melepas lelah. Pas dikasih menu, di menu tertulis “frog’s legs”.

Dave jadi penasaran. trus dia bilang, “If you want to share , I want to try”

Akhirnya saya iyain aja. Kapan lagi ngeliat orang yang gak risk taker kaya Dave makan kaki kodok, hahahaha. KAKI KODOK-nya ENAK! satenya ENAK, Steak DOMBA yang Dave pilih juga katanya enak!

penampakan kaki kodok .. itu bel dibelakang fungsinya buat manggil waiters. Suaranya kenceng mampus

Ada hal yang saya baru tau. Gak kayak di Indonesia yang jam 6 sore aja udah gelap. Disana kalau musim semi siangnya lebih lama. Kami makan malam jam setengah sembilan malam. Pas Dave Bilang “Ayo, keburu gelap nanti”, Saya merespond dengan, “apaan sih? orang udah jam 9 ya pasti gelap lah” (dengan nada yang sok tau).

Dan ternyata pas keluar dari restoran keadaanya masih kayak jam 6 sore. Saya terpaku bloon “What is happening here?” 

Dave kemudian meninggalkan saya yang masih kebingungan dengan muka ‘kan udeh gue bilang’-nya.

Kemudian dia menjelaskan kalau di Swedia kadang sampai jam sebelas malam juga masih terang. Ya Allah, Apa kabar kalian yang puasa???

Kami lalu berjalan lagi menuju square-nya, dan pada saat itu blue hour, semua bangunan terlihat cantik. Saya memutuskan untuk berhenti dan mengambil gambar.

SODramatic
So Dramatic

 

Ini loh yang namanya Dave. Cakep? iya. Tapi coma da satu :p
Ini loh yang namanya Dave. Cakep? iya. Tapi cuma ada satu :p

Dalam perjalanan kembali ke stasiun, kami melewati sebuah kanal yang gak kalah cakepnya. Saya jatuh cinta dengan kota ini. Gak berisik, bangunannya indah, restorannya enak, dan suasananya menyenangkan.

IMG_0067

 

DELFT,…

I AM IN LOVE ..

Written by Devi Putri Maritha

Seorang personal Assistant yang hanya bisa bangun pagi kalau mau jalan-jalan. Gak suka naik gunung karena takut glundung.

4 thoughts on “DELFT, I am in Love

    1. Kota semacam DELFT & DEN HAAG jadi favorite saya. Klasik, Eropa banget 😀 .. Amsterdam saya tidak begitu suka.
      bunganya iya catnik2 banget dan bank sekali jenisnya gak coma tulip saja. sayang, “karpet” nya belum jadi. Jadi punya alasan balik lagi kayaknya hahha 🙂

  1. Petualang sejati, fotografer sejati, yang naik ke mercusuar di pulau Kelapa, Belitung, sampe di atas terus nyesel, karena takut ketinggian, hahaha…. good job Devi.

    1. ko Wendy! hahahahah
      iya kakinya gemeteran ,, sok berani sih hahahaha
      Ayo kapan hunting bareng ???!

Leave a Reply to Wendy Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *