From Japan with Kenangan (part 4)

Hari 4

Setiap hari selalu dimulai dengan bangun pagi. Dan pagi ini saya memulainya dengan KESIANGAN! Yap, kami terbangun jam 9, padahal jam 11, 9 Oktober 2011 udah harus check out. Saya pun pergi ke dapur buat bikin kopi, dengan harapan semakin cepat nyawa terkumpul. Selesai mandi dan packing, kamipun check out dari Khaosan hostel, tidak lupa foto-foto dulu sama mbak Kyoko.

Cheeseeeee
Cheeseeeee

Kami langsung menuju ke stasiun Kyoto untuk menaruh barang di loker. Kami berencana mengunjungi Kinkakuji temple, kuil yang terbuat dari emas :o. Demi mensukseskan program penghematan, kami memutuskan untuk membeli Buss Pass yang bisa digunakan seharian. Langsung deh kita cuss…

Dinding bus dihiasi lukisan anak-anak. Cakep!
Dinding bus dihiasi lukisan anak-anak. Cakep!

Akhirnya sampai juga di Kinkakuji. Setelah membayar 400 yen, kamipun masuk ke komplek kuil. Dan saya cuma bisa ternganga melihat bangunan yang hampir seluruhnya terbalut oleh emas (kuil coyy, bukan cuma gigi!). Kuil emasnya sendiri berada di tengah danau buatan yang disebut mirror pond. Sayang sekali pengunjung tidak diperkenankan masuk ke kuil emas. Sebagai gantinya kita bisa melihat suasana di dalam kuil melalui foto yang disediakan diluar kuil.

Tiketnya lucu. kayak mantra penangkal vampir
Tiketnya lucu. kayak mantra penangkal vampir
Golden Pavilion and Mirror Pond
Golden Pavilion and Mirror Pond
Golden Pavilion dari dekat
Golden Pavilion dari dekat
Interior
Interior

Di Kinkakuji kami sempat mencicipi masakan khas Jepang, Dango. Rasanya manis dan teksturnya kenyal (katanya sih, soalnya yang beli si Tora sama Sese :D).

hana yori dango
hana yori dango

Dari Kinkakuji kami menuju ke Kyoto Imperial Park. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar satu jam. Langsung saja saya mencari ke denah Kyoto Imperial Park dan ternyata sangat luassssss. Tadinya sih pengen masuk ke kastilnya, tapi karena pas hari itu tutup kamipun akhirnya cuma berfoto-foto sebentar di bagian depan dan melanjutkan ke Fushimi Inari.

Taman di Kyoto Imperial Park (Yap, potonya ini doank :D)
Taman di Kyoto Imperial Park (Yap, potonya ini doank :D)

Untuk menuju ke Fushimi Inari, kami harus menggunakan bus dari Stasiun Kyoto. Dan ternyata bus menuju ke Fushimi Inari itu jarang. Hampir satu jam kami menunggu bus. Bayangkan saja, bis dengan nomor 205 yang menuju Kinkakuji udah lewat 6 kali dan bus Minami 5 lewat sekali tapi ga ada satupun yang menuju ke Inari. Sebenarnya sih lewat satu, tapi kami ketinggalan bus itu karena kami sempat salah liat. Awalnya kami mengira bus yang menuju ke Inari adalah bus nomor 5 (bukan Minami 5). Jadi kami menunggu di halte nomor A1. Di halte tersebut kami melihat tidak ada kata Inari sebagai halte tujuan, jadi kami cek lagi peta jalur bus yang kami punya. Dan ternyata yang menuju ke Inari adalah Bus Minami 5. Dan ketika kami menuju halte tempat bus Minami 5 berangkat, kami ketinggalan bus.

Untungnya ada seorang Bapak-bapak setempat yang baik hati. Beliau sebelumnya bercakap-cakap dengan turis yang sepertinya berasal dari Taiwan. Saya menangkap bahwa turis tersebut juga ingin menuju Inari. Setelah itu, bapak tadi menghampiri kami dan menanyakan tujuan kami. Begitu tau bahwa kami juga ingin ke Inari, ia menyuruh kami menaiki bus nomor 81. Kami sempat ragu karena di peta ga ada rute bus nomor 81 walau ada keterangan bus itu berangkat dari halte yang sama dengan bus Minami 5. Tapi karena turis Taiwan tadi juga naik bus tersebut, kami ngikut. Di bus, bapak tersebut kembali berbaik hati. Ia memberikan kami secarik kertas yang mengatakan bahwa kami harus turun di halte mana agar bisa mencapai Inari dan kami sebaiknya mengikuti turis Taiwan tersebut. Arigatou Bapakkk *sungkem

Sampai juga deh kita di Fushimi Inari. Berhubung perut lapar dan kebetulan ada penjaja takoyaki di dekat gerbang masuk, akhirnya kita jajan deh. Cukup dengan 500 yen, dapet 7 biji takoyaki, mana takoyakinya gede-gede+masih panas lagi, juosss!!!Perut udah kenyang dan waktu semakin sore, kamipun bergegas masuk ke kuil.

takoyaki yang montok
takoyaki yang montok

Fushimi Inari Shrines ini adalah kuil Shinto dibangun untuk penghormatan kepada Dewa Inari. Inari sendiri adalah dewa Shinto untuk pangan. Yang saya heran, kok banyak patung rubah menggigit padi ya? Ternyata rubah tersebut adalah messenger Dewa Inari.

Fushimi Inari
Fushimi Inari

IMG_5685

Rubah Dewa Inari
Rubah Dewa Inari

Yang terkenal dari Fushimi Inari adalah Senbon torii atau deretan seribu torrii (gerbang ya, bukan merk cheese cracker). Ada sekitar 10.000 torii di sepanjang kaki Gunung Inari. Karena kesorean, kami hanya sempat melewati deretan pertama dari Senbon Torii.

Gerbang pertama Senbon torii
Gerbang pertama Senbon torii
di dalam gerbang
di dalam gerbang
Ema, papan untuk menuliskan doa yang bisa juga menjadi suvenir
Ema, papan untuk menuliskan doa yang bisa juga menjadi suvenir
Sunset dari Inari
Sunset dari Inari

Saat berkeliling Fushimi Inari, tanpa sengaja si Tora menemukan pamflet yang menyebutkan bahwa akan ada pertunjukan teater (bukan teater JKT48 lho) di sana pada pukul 6 sore. Kamipun memutuskan untuk menunggu pertunjukan. Jam 6 lebih sedikit pertunjukan dimulai. Yang saya tangkap dari pertunjukan ini adalah saya gak mudeng. Mungkin semacam ketoprak humor kali ya, soalnya beberapa kali penonton tertawa terbahak-bahak dan saya tertawa getir karena tidak mengerti. Kami hanya nonton satu babak kemudian langsung cabut ke Stasiun Kyoto.

Teater
Teater

Dari Stasiun Kyoto kami hendak menuju Tokyo dengan menggunakan Willer Bus. Berhubung busnya berangkat masih lama, kami berkeliling stasiun sembari mencari makan. Karena udah amat sangat bosen makan onigirinya Lawson, akhirnya kami memutuskan untuk menjajal okonomiyaki. Si Tora yang paling casciscus bahasa Jepang, ditunjuk sebagai negosiator untuk mensterilkan okonomiyaki yang kami pesan dari daging babi (kebetulan kami berempat muslim semua). Setelah si Tora berbicara panjang lebar dengan pelayan restoran, kamipun dipersilahkan masuk. Tak lama menunggu, pesanan kamipun datang. Seporsi harganya 1100 yen. Dan karena kami masih ingin ngirit, jadinya seporsi berdua. Satu orang bayar 550 yen. Lumayan lah, bisa icip-icip okonomiyaki yang aseli.

Okonomiyaki paket komplit
Okonomiyaki paket komplit

Selesai makan kami menuju ke Willer Bus. Ternyata ramai banget, banyak sekali orang-orang yang berencana ke Tokyo malam ini. Sekitar jam 12 malam Bus berangkat menuju Tokyo.

bersambung…

Written by Arga Purna Putra

Seorang yang percaya bahwa substansi manusia dibentuk oleh pengalaman empiris. Dan pengalaman empiris dapat diperoleh dari jalan-jalan. Jadi mari kita berjalan-jalan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *