From Japan with Kenangan (part 6 – Finale Part)

Hari 6 (Last Day)

Hari ini, hari terakhir bagi kita untuk mencurahkan rasa rindu di dadaaaa~~~ (tengtongtottotttt….) Eh sory, malah dangdutan. Tapi memang hari ini, 11 Oktober 2011 adalah hari terakhir kami di Jepang. Sedih sekali rasanya meninggalkan negeri yang awesome ini. Sebenarnya jiwa dan raga masih ingin tinggal di Jepang, namun apa daya dompet dan jatah cuti berkata lain lain. 🙁

Hari terakhir ini akan kami habiskan di Akihabara. Yap, kota yang sering dibilang sebagai surganya para otaku atau orang yang tergila-gila pada hobinya (umumnya seputar anime, manga atau game). Akihabara merupakan kawasan perbelanjaan yang menyediakan barang-barang untuk para otaku ini. Di sini juga ada maid café dimana pelayannya mengenakan kostum dan sangat memanjakan pengunjungnya.

Ngantri nonton teater kali yak
Ngantri nonton teater kali yak
Gundam Cafe, tempat nongkrong para Gundam
Gundam Cafe, tempat nongkrong para Gundam

Selama di Akihabara, kami memasuki banyak sekali gedung. Ada gedung game centernya Sega, Taito Station, Toranoana, Sofmap, Animate, dll. Sebenernya banyak sekali barang yang menarik untuk dibeli. Tapi berhubung dompet udah kering kerontang, akhirnya cuman bisa window shopping sambil ngiler-ngiler sepanjang jalan.

Akihabara
Akihabara
Softmap, salah satu penyedia logistik otaku
Softmap, salah satu penyedia logistik otaku
Kalo yang ini jualan JAV (Japan Audio Video)
Kalo yang ini jualan JAV (Japan Audio Video)

Jam 6 sore kami dengan berat hati, menuju airport. Di airport kami disamperin polisi. Kali ini sepertinya detektif atau intel yang lagi dalam tugas penyelidikan. Pakaiannya preman. Ia tiba-tiba mendatangi kami dan menunjukkan lencananya. Setelah itu ia meminta kami menunjukkan paspor kami dan meminta izin menulis data-data di paspor kami. Sempet bingung sih, apa kira-kira salah kami. Tapi untungnya polisi tersebut ramah. Ia bertanya bagaimana opini kami tentang Jepang yang tentu saja saya jawab dengan “It is great!”. Selesai mencatat data kami ia memberikan sebuah lembar panduan bagaimana kami bisa menghubungi polisi jika kami mendapat kesulitan dan sebuah lembar tutorial menyelamatkan diri dari kebakaran. Nice one sir! Selepas polisi tersebut pergi, saya teringat bahwa di kereta ada pengumuman bahwa Polisi dan JR sedang dalam posisi siaga  dan meminta para penumpang melapor jika ada sesuatu yang mencurigakan. Hmmm, apa karena itu ya?

Sambil menunggu pesawat boarding, kami berjalan-jalan menikmati suasana Bandara Haneda, sekalian beli oleh-oleh. Ada sesuatu yang menarik perhatian saya, yaitu miniatur kepala Gundam Unicorn. Sayapun bertanya kepada mbak pelayan berapa harganya dalam bahasa Inggris. Dia berkata, “Its not for sale” diikuti kata-kata dalam Bahasa Jepang yang tidak saya mengerti. Beberapa kali si mbak mencoba menjelaskan dengan bahasa tarsan dan saya hanya bengong penuh dengan tanda tanya. Akhirnya saya mengerti kalau ternyata saya harus membeli kertas undian terlebih dahulu, jika beruntung saya dapat hadiah miniatur kepala Gundam tersebut. Apa mau dikata saya kurang beruntung, hanya dapat handuk bergambar topeng Char Aznable. Gak ada miniatur, handuk pun jadi.

Sebelum pulang, pamit dulu sama mbah Gundam
Sebelum pulang, pamit dulu sama mbah Gundam

Jam 11 tiba. Kami harus meninggalkan Jepang. Dengan berat hati saya mengucapkan sayonara. Benar-benar liburan yang tidak terlupakan. Semoga saya bisa kembali lagi ke negara itu. Mata neeeeeee!!!!!!

TAMAT.

*Terimakasih kepada Chimank atas catatan perjalanannya, serta kepada Tora untuk beberapa stok poto yang terlewat oleh kamera saya sehingga postingan ini dapat terwujud. #sungkem

Written by Arga Purna Putra

Seorang yang percaya bahwa substansi manusia dibentuk oleh pengalaman empiris. Dan pengalaman empiris dapat diperoleh dari jalan-jalan. Jadi mari kita berjalan-jalan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *