Ni Hao Cina (2) : Wanita Wanita Perkasa Dari Cina

Siapa yang meragukan kegigihan orang orang dari Cina ? Lihat saja achievement mereka di setiap kompetisi olahraga. Trip saya kali ini membuktikan memang gak cuma atlet nya saja pekerja keras, semua warga nya memang pekerja keras. Saya terkagum kagum dengan wanita wanita dari Guilin ini. Umur sepertinya bukan batasan bagi mereka untuk terus bekerja. Seperti layaknya foto trip yang lain, kami pun menggunakan porter. Porter porter di sini ini hampir semuanya wanita! dan jangan salah, ada yang sudah oma oma tapi tetep semangat ngejar2 kami menawarkan jasa mereka.

Biar pun gendong sebegitu banyak tas, tetap tersenyum
Porter kami sewaktu di desa Longji, Lihatlah betapa banyak tas yang dibawanya tapi tetap tersenyum

Bukan hanya itu saja, mereka menghargai sekali waktu. Sebelum mereka pergi mereka selalu bertanya jam berapa mereka besok harus datang? dan kami bahkan belum siap mereka sudah menunggu di depan kamar kami. Ehm, selama di Cina kita harus membiasakan diri dengan orang2 bersuara lantang. Semua orang volume nye gak ada yang sedang sedang saja, terus mereka juga seneng banget ngomong secara bersamaan!!! Jadi bayangin aja kita lagi di pasar tradisional yang sedang bagi bagi sembako murah, tapi semua orang teriak pakai bahsa Cina! Jadi most of the time saya cuma bisa bengong karena gak tau apakah mereka lagi berantem atau memang cara mereka ngobrol biasa.

Porter saya sewaktu di Jingkeng, sudah berumur tapi coba lihat berapa tas yang masuk di keranjangnya!
Porter saya sewaktu di Jingkeng, sudah berumur tapi coba lihat berapa tas yang masuk di keranjangnya!

Saya bahkan sempat mengambil kembali tas yang saya masukan ke keranjang porter, tapi si ibu ini menolak dan mengatakan kalau dia bisa membawa semua tas itu.  Oh iya mereka ini dari suku yang entahlah apa namanya, mereka ini tidak pernah memotong rambut mereka. Itu sampai digulung2 di atas kepala seperti topi. Dan mereka juga memakai anting anting yang kelihatanya sih berat banget ( curiga sih ini gak pernah di copot sampai telinganya molor gitu). Sayangnya, mereka ini sudah cukup komersil. Mereka menawarkan untuk bisa melihat mereka mencuci rambut, tapi kita harus bayar! dan itu mahal banget katanya, karena mereka nge charge per orang. Tips lain, biasakan meminta ijin sebelum motret, kebanyakan dari mereka hanya mau di foto kalau di kasih uang atau kalau kita membeli barang dagangan mereka. Biasanya mereka akan marah marah kalau kita seenaknya main foto , atau mereka akan menutup muka mereka. Pakaian mereka pun unik, walaupun mereka memakai pakaian tradisional, tapi sepatu mereka tetep sepatu kets. Mungkin karena harus jalan jauh naik turun bukit ya, jadi harus tetep nyaman. Sekuat apa sih wanita Cina? Liat aja nih foto di bawah ini. Ini bukan foto settingan, dalam perjalanan kami menuju spot foto,kami bertemu dengan ibu ini. Saya beruntung bisa mengambil gambar ibu ini, karena 2 menit kemudian ibu ini menutupi muka nya, tanda gak mau di foto.

Memanggul kayu naik turun bukit sudah biasa
Memanggul kayu naik turun bukit sudah biasa

Bukan hanya wanita dewasa nya saja yang memang sangat kuat dan aktif. Anak – anak kecil disana juga sudah terbiasa jalan kaki naik turun bukit untuk sekolah. Ah, jadi kebayang anak anak Indonesia yang dengan fasilitas serba ada di kota kota besar dan masih saja sekolah nya asal asalan. Saya selalu bahagia melihat anak anak yang semangatnya tinggi buat mencari ilmu. Saya sih kurang paham dengan sistem pendidikan di Cina, tapi sepertinya di desa ini mereka tidak pakai seragam.

Pulang sekolah
Pulang sekolah

Kami pun sempat berpapasan dengan seorang ibu yang menjemput anaknya dari sekolah. Karena memang jalanya jauh dan naik turun bukit, si ibu menggendong anaknya. Mereka sempat istirahat sebentar di jalan karena sang anak seperti merajuk. Si ibu pun dengan sabar menunggu si anak mau melanjutkan perjalanan, setelah berapa lama dan merasa cukup istirahat si ibu kembali menggendong anaknya dan melanjutkan perjalanan pulang.

Seorang ibu menjemput anaknya dari sekolah dan menggendong nya naik turun bukit untuk sampai di rumah
Seorang ibu menjemput anaknya dari sekolah dan menggendong nya naik turun bukit untuk sampai di rumah

 

Kasih Ibu sepanjang masa ……. *brb nelpon ibuk*

Written by Devi Putri Maritha

Seorang personal Assistant yang hanya bisa bangun pagi kalau mau jalan-jalan. Gak suka naik gunung karena takut glundung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *