Raja Ampat

Judul singkat mengawali perjumpaan singkat kali ini…

Membahas mengenai Raja Ampat, siapa yang tidak kenal dengan Raja Ampat, salah satu destinasi wisata bahari di Nusantara yang dewasa ini cukup naik daun. Raja Ampat sangat terkenal dengan keindahan alamnya baik yang berada di atas permukaan laut maupun di bawah permukaan laut. Raja Ampat sebenarnya merupakan salah satu Kabupaten yang termasuk dalam wilayah administratif Provinsi Papua Barat.  Berikut ini sedikit cerita mengenai perjalanan saya ke Raja Ampat di awal November ini..

Perjalanan di awali dari Bandara Soekarno Hatta di Tangerang untuk terbang menuju Sorong, salah satu Kota di Provinsi Papua Barat yang memiliki Bandara terbesar di wilayah ini. Terdapat banyak pilihan penerbangan yang melayani rute Jakarta – Sorong ini, namun kali ini saya memilih menggunakan maskapai NAM Air pukul 00:05 WIB karena hanya maskapai ini yang menyediakan penerbangan secara langsung Jakarta-Sorong tanpa transit. Penerbangan ditempuh dalam waktu 4 jam. Pesawat mendarat di Bandara Eduard Osok Sorong pukul 06:00 WIT kemudian dilanjutkan dengan mobil carter menuju pelabuhan penyeberangan yang berjarak sekitar 30 menit dari bandara.

Penyeberangan Sorong-Raja Ampat memakan waktu 2 jam perjalanan dengan tarif Rp. 220.000,- untuk kelas VIP. Setibanya di Pelabuhan Waisai, Raja Ampat, terdapat banyak pilihan moda transportasi yang mengantar kita menuju hotel/ penginapan, diantaranya ojeg dan mobil carter. Saya menginap di Waiwo Dive Resort. Tarif menginap berkisar antara Rp. 400rb – Rp. 600rb/malam. Waiwo Dive Resort terletak di pinggir pantai, menyajikan pemandangan yang menakjubkan.

Waiwo Dive Resort
Waiwo Dive Resort

Selain pemandangan yang menarik kita juga bisa menyelam atau snorkling di sekitar resort.

Dive center raja ampat
Dive center

Selain itu terdapat wahana lain yang sangat menarik yaitu memberi makan ikan. Ikan-ikan disini besar-besar, karena di beberapa wilayah di Raja Ampat terdapat kebijakan NTZ (No Take Zone) dimana pada daerah dimana ikan bertelur dan memijah tidak diperbolehkan menangkap ikan agar stok ikan tetap terjaga.

Kelimpahan ikan di Waiwo
Kelimpahan ikan di Waiwo
Suasana sore hari di Waiwo
Suasana sore hari di Waiwo

Hari berikutnya perjalanan dilanjutkan menuju Pulau Painemo. Painemo sering disebut sebagai Wayag versi kecil. Perjalanan dari Waisai ke Painemo memakan waktu 1,5 jam dengan menggunakan perahu sewa yang banyak disewakan oleh penduduk, atau bisa juga menggunakan jasa wisata yang biasanya disediakan oleh Resort. Di sepanjang perjalanan kita akan menemukan puluhan resort yang bisa dijadikan pilihan untuk menginap.

Pilihan resort di sepanjang pantai di Raja Ampat
Pilihan resort di sepanjang pantai

1.5 jam mulai terlihat Pulau Piaynemo, kita diwajibkan membayar biaya konservasi sebesar Rp. 300.000,- untuk wisatawan domestik dan Rp. 1000.000,- untuk wisatawan mancanegara.

Pulau Piaynemo Raja Ampat
Pulau Piaynemo

Dari pos kita naik tangga menuju puncak Piaynemo ketinggiannya cukup menguras tenaga, disamping matahari sudah cukup terik waktu itu.

Pos Piaynemo
Pos Piaynemo
Tangga menuju puncak
Tangga menuju puncak

Lelah meniti anak tangga terbayar sudah, meningat pemandangan yang cukup spektakuler

Piaynemo Raja Ampat
Piaynemo

Di puncak tersedia satu tempat agar kita mendapatkan pose terbaik

Papan foto raja ampat
Papan foto
Tempat berfoto piaynemo
Tempat berfoto

Oh iya disarankan untuk mengunjungi Piaynemo pagi benar atau sore hari agar mendapatkan view yang maksimal, karena teriknya mentari menyebabkan backlight pada foto yang dihasilkan.

piaynemo backlight
backlight
Himbauan Pengelola
Himbauan Pengelola

Mengingat matahari makin meninggi dan pengunjung semakin banyak yang datang, kami memutuskan untuk turun. Di bawah banyak terdapat pedagang yang menjajakan kelapa, mengganti ion yang hilang bersama keringat yang bercucuran, harganyapun tidak terlampau mahal berkisar Rp. 15.000,- saja, selain kepala segar para pedagang juga menjajakan VCO (Virgin Coconut Oil)

Mama penjual kelapa
Mama penjual kelapa

Selain kepala, ada jajanan yang cukup menarik yang pasti sulit kita temukan di tempat lain yaitu Ketam Kelapa . Dijual dalam bentuk sate. Selain itu juga ada yang masih hidup kalau kita mau memasak.

Ketam Kelapa
Ketam Kelapa

Jikalau waktunya panjang sebenarnya kita dapat berenang di perairan Piaynemo yang jernih , ikan-ikan karang warna warni siap memanjakan mata anda. Saran saya agar pengunjung membawa bekal nasi bungkus, karena di Piaynemo hanya kelapa dan ketam kelapa yang dijajakan.

Berikut yang dapat saya sampaikan, walaupun sebenarnya masih banyak objek di Raja Ampat yang patut dikunjungi. Semoga dapat memberikan referensi tempat wisata bagi pembaca sekalian. Terimakasih….

Bonus images

Pasir Timbul
Pasir Timbul
Narsis di Pasir Timbul
Narsis di Pasir Timbul

 

Written by Ardhi D Irawan

we travel to survive

One thought on “Raja Ampat

Leave a Reply to Sukanusantara Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *