Berbicara tentang wisata alam di sekitar Bandung pasti tak lepas dari Tangkuban Perahu. Ya, Tangkuban Perahu merupakan objek wisata alam paling mainstream yang berada di sekitar Bandung. Untuk mencapai objek wisata ini, bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari kota Bandung. Namun hal itu tidak saya rekomendasikan karena akan memakan waktu beberapa hari berhubung jarak Tangkuban Perahu dari kota Bandung sekitar kurang lebih 29 km.
Bentuk gunung Tangkuban Perahu seperti kapal terbalik. Konon dahulu katanya Gunung Tangkuban Perahu ini terbentuk karena Legenda Sangkuriang. Saat itu Sangkuriang gagal memenuhi tantangan untuk menikahi Dayang Sumbi, yang tak lain adalah ibunya sendiri untuk membuat perahu dalam waktu satu malam. Karena kesal, Perahu yang belum jadi itupun ditendang dan tertelungkup.. dan akhirnya, tada.. jadilah Coco Crunch.. Eh bukan, maksudnya jadilah Gunung Tangkuban Perahu. Gak kebayang ya kalo misalnya Sangkuriang hidup di masa ini trus masuk Timnas. Kalo pas lagi kesal karena Timnas kalah mulu, bisa-bisa stadionnya ditendang sampai terbang dah.
Di Tangkuban Perahu, terdapat beberapa kawah yang dapat kita kunjungi, di antaranya adalah Kawah Ratu, Kawah Domas, dan Kawah Upas. Ssetiap kawah memiliki keunikan tersendiri. Kawah Domas misalnya, untuk mencapai ke kawah Domas kita diharuskan untuk berjalan kaki terlebih dahulu melewati hutan. Di kawah domas, kita bisa berinteraksi dengan uap panas yang keluar dari dalam tanah. Di sana kita juga bisa merendam kaki di kolam air yang mengandung belerang, serta merebus telur sampai mateng.
Kawah yang paling sering dikunjungi adalah kawah ratu. Di sekeliling kawah ini, banyak orang berjualan baik cindera mata maupun makanan. Karena hawa di sekitar Gunung Tangkuban Perahu ini lumayan dingin, jagung bakar, uli bakar dan segelas bandrek dapat menjadi makanan yang direkomendasikan.
Oh iya, walaupun Gunung Tangkuban Perahu ini dibuka untuk wisata, namun pengunjung harus berhati-hati karena gunung ini masih aktif dan sewaktu-waktu bisa mengeluarkan gas yang berbahaya kalau dihirup. Biasanya objek wisata ini akan ditutup sementara pada saat Gunung ini keadaannya sedang tidak kondusif.
You never know when a fire can spread.