Siapakah yang meragukan keindahan kawah Bromo, keindahan kawah di dalam kawah, kawahception bahasa kerennya. Apalagi keindahan ini di abadikan dalam kisah cinta bak epic mahabarata….
Biar sedikit berbeda , cerita cinta sedikit membumbui perjalanan kali ini, semoga pembaca tidak neg membaca roman picisan ini…hehehe
Perjalanan ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan salah satu komponen prosesi nikah yaitu Prewed..
Dari Surabaya tim menuju Malang menggunakan sepeda motor, dengan pertimbangan murahnya biaya. Tiba di Malang sore hari, kami memutuskan untuk menginap di Batu, Malang, mengingat penginapan di sekitar Bromo kurang representatif. Sore itu kami menyempatkan ke Gunung Banyak, menikmati atraksi Paralayang dan keindahan senja kota Malang. Tampak mentari mulai masuk ke peraduan, melahirkan semburat Jingga… Syahduuu..
Paginya perjalanan menuju tujuan utama berlanjut…Bromo…Perjalanan dari kota Batu, Malang menuju kawah Bromo memakan waktu sekitar 3 jam, perjalanan melewati jalan sempit berkelok, sehingga mesti hati-hati dan waspada jika gak ingin celaka.
Pukul 10:00 WIB kami tiba di kawah Bromo. Perlu diketahui, saat kami ke Bromo adalah musim kering, sehingga suasana di sekitar Bromo tampak seperti di Afrika. Sabana dengan rumput mengering, berwarna kuning kecoklatan membawa “suasana Afrika” di kawah Bromo. Bahkan pada beberapa lokasi tampak rumput-rumput telah menjadi abu bekas kebakaran..
Tanpa membuang waktu sesi pemotretan pun dimulai. Lokasi pertama adalah di depan Gunung Batok. Dengan rumput sudah mulai mengering nuansa petualangan sangat terasa disini. Sangat cocok dengan tema prewed yaitu safari di alam liar, yaa ala-ala Steve Irwin dan Terri Irwin ..hehehe
Ohhh.. iya, karena kami naik motor bebek menyusuri jalur pasir kawah Bromo maka kami harus sangat berhati-hati mengingat medan pasir membuat ban rawan selip. Selain itu pasir kering juga mudah beterbangan, oleh karena itu sangat di anjurkan untuk menggunakan masker untuk mencegah acara makan pasir..hehe
Lanjut ke spot selanjutnya….. kali ini mengambil sisi selatan kawah Bromo, disini nampak di beberapa wilayah bekas kebakaran. Ga tanggung-tanggung malah ada sebuah bukit bekas kebakaran, namun di beberapa tempat mulai nampak menghijau. Nampak ironi namun indah..
Sekitar pukul 14:00 sesi pemotretan diputuskan selesai. Selain panas yang makin terik, badai pasir pun makin sering terjadi membuat kamera beberapa kali kemasukan pasir. Akhirnya kamipun naik ke Probolinggo untuk mengisi perut yang mulai lapar. Pukul 15:00 kami meneruskan perjalanan menuju Surabaya, walau capai mendera namun merasakan petualangan alam dengan hasil foto yang cukup bagus membuat kami merasa puas..
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim fotografer (Tarzan Legrex dan Agung Legrex) yang rela berkubang pasir tanpa dibayar sepeserpun namun tetap menghasilkan karya yang maksimal…
Terakhir kami memohon doa restu kepada para pembaca agar pernikahan kami tanggal 15 Maret 2015 berjalan lancar dan barokah, serta kami diberikan kekuatan dalam mengarungi petualangan kehidupan…
Terima kasih
Jalan masihlah panjang
Banyak keinginan yang dilupakan
Masih harus berjuang
Percayalah masih ada banyak harapan
Terbanglah terbang raihlah mimpi
Jangan berhenti terbanglah serdadu kumbang
*serdadu kumbang – Ipang Lazuardi*