Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya dimanapun kita berada, kita harus menjunjung tinggi adat istiadat daerah setempat. Jika melanggar? maka siap-siap anda akan dikenai sanksi, baik sanksi sosial maupun material. Nah, postingan saya kali ini mengambil setting tempat dimana sanksi material menjadi hal yang dominan. SINGAPURA, itulah nama tempat yang saya maksud. Di Negara ini, banyak sekali denda. Dari membuang sampah sembarangan, nyebrang jalan sembarangan, berjualan permen karet, sampai lupa menyiram (maaf) pup di tempat umum, semuanya bisa dikenai denda yang jumlah nominalnya lumayan menguras kantong. Banyaknya denda ini tentu saja membuat anda sedikit merasa tidak nyaman karena harus menjaga perilaku, salah-salah nanti bisa kena denda.
Tapi itu bukan suatu alasan yang menghentikan saya untuk menggila bersama teman!
Hari itu, saya bersama teman-teman mencoba menikmati daerah bagian sebelah selatan Singapura, tepatnya di kawasan Marina Bay. Memang julukan sebagai negara yang sangat ramah kepada pejalan kaki sangat tepat disematkan untuk Singapura, di sini pejalan kaki adalah raja. Oleh karena itu, kami pun benar-benar mengandalkan kedua kaki kami untuk bertualang, selain mengandalkan MRT tentunya.
Turun dari stasiun Bayfront, kita akan langsung disuguhi pemandangan Marina bay sand. walaupun ada embel-embelnya sand, tapi bukan pemandangan pasir menghampar yang ada, melainkan gedung raksasa yang menjulang tinggi di tepi danau. Titik start yang indah untuk memulai hiking.
Dari Marina sand bay kami menuju ke Garden by the bay, sebuah taman raksasa yang luar biasa indah. Yang merasa ibunya punya taman bunga di rumah pasti kalah dah, Di sini ada pilihan, kita bisa muter-muter jalan kaki atau memanfaatkan jasa shuttle yang udah disediakan (bayar bro). Terserah sih, yang manapun monggo. Yang jelas taman bunga ini luas banget!
Di tengah taman, terdapat pohon buatan yang tak lain dan tak bukan adalah supertree, ikon dari garden by the bay ini. Supertree ini adalah gedung yang dibentuk menyerupai sebuah pohon. Kalau mau naik bayar dulu tapinya, Dan yang bikin keren, di atas supertree ini terdapat restoran. Tempat yang sangat romantis untuk yang-yangan (pacaran). Dan konon katanya, kalau malam supertree ini akan menyala dengan lilitan lampu berwarna-warna yang sangat indah.
Sayang karena diburu waktu saya gak sampai malam di sana, malahan gak terlalu puas berkelilingnya, masih banyak yang belum dijelajahi. Ya, hal itu karena tujuan kami hari itu adalah hiking a.k.a walking-walking. Waktu di Garden by the bay kami pergunakan untuk foto-foto,mulai dari foto sama tempat sampah, foto tidur di tengah jalan, foto sama pohon jeruk (yang akhirnya jeruknya beneran dicolong satu oleh teman saya). Biasanya kalo di Indonesia kita sering memperhatikan kalo misalnya ada turis bule di obyek wisata, lah di sini kami malah diperhatiin oleh para bule itu gara-gara kelakuan yang tidak senonoh 😀
Sehabis dari Garden by the bay, kami melanjutkan perjalanan menuju patung merlion yang berada di sisi lain danau. Untuk mencapainya, kami harus kembali lagi ke Marina bay sand dan mengitari danau. Simpel kan rutenya? bahkan patung merlion-nya juga keliatan kok dari marina bay sand, di seberang sana tepatnya.
Tapi… Pernah dengar gak peribahasa…
“Patung Merlion di seberang Lautan tampak, Gajah di Pelupuk Mata tidak keliatan”…???
Ternyata oh ternyata… Jaraknya jauh sodara-sodara, apalagi untuk ukuran saya yang pada saat itu kurang olahraga. Sepanjang perjalanan saya selalu memberikan semangat kepada kedua kaki saya agar tabah menjalani hidup. Untungnya, pemandangan di kanan kiri yang indah memberikan stimulus tambahan untuk kedua kaki saya untuk terus melangkah.. Hokyaa..
Dan akhirnya, sampai juga di depan patung merlion. Seketika rasa capek di kaki digantikan oleh hasrat untuk foto-foto. Ya iyalah, main ke Singapura belum lengkap tanpa foto di depan patung merlion.
Dari semuanya, hal yang terpenting adalah, kamu tidak bisa menggila tanpa teman yang kelakuannya juga sama-sama gila.