Pernah pergi ke pantai? Itu biasa
Pernah melihat air terjun? Itu juga biasa
Tapi udah pernah blom melihat air terjun di pantai?
Berawal dari foto yang ditunjukin seorang temen di sebuah sosial media, saya kemudian mengetahui ada sebuah pantai di hometown saya (Gunungkidul tercinta, kota seribu pantai) dimana di pantai itu terdapat sebuah sungai yang airnya terjun bebas ke pantai. Well, karena penasaran akhirnya pas liburan kemaren saya bersama beberapa temen langsung menuju ke TKP.
Pantai Jogan, itulah nama pantainya. Berasal dari kata ‘Drojogan’ yang berasal dari bahasa Jawa dan memiliki arti ‘air terjun’. Pantai ini merupakan tetangga dari Pantai Siung yang berjarak sekitar 10 km dari Pantai Baron. Seperti pantai lainnya di daerah ini, Akses jalan menuju ke Pantai Jogan ini walaupun sudah diaspal tapi lumayan sempit, jadi lumayan menjadi kendala pariwisata daerah ini (Ayo dong bu Bupati, diperlebar jalannya). Malah pas jalan ke sana kemaren, perjalanan kami tersendat gara-gara, entah bagaimana ceritanya ada dua truk tanki pada kompak keluar jalur sehingga membuat kemacetan lokal.
Sampai di Pantai Jogan kami langsung mencari lokasi air terjun. Tapiii… ya mungkin karena kami ke sana pada waktu musim kemarau, jadi air yang terjun cuma berupa rintik-rintik air saja. Jadi memang waktu yang tepat untuk melihat air terjun di Pantai Jogan ini ya waktu pas musim penghujan, ketika debit air relatif banyak. Tapi sebenernya gak mungkin juga sih mengharapkan bisa melihat air terjun segede air terjun Niagara di pantai Jogan ini, meski di musim hujan sekalipun. Itu karena sungai asal air yang terjun bebas ke laut ini berasal dari sebuah sungai kecil yang lebarnya gak gede-gede amat.
Menurut saya, pantai ini kurang direkomendasikan untuk yang berniat bermain air karena pantainya tidak terlalu luas dan kebanyakan bertekstur karang. Namun dengan kondisi alam yang unik ini, pantai ini memiliki kekhasannya tersendiri. Berapa banyak sih tempat dimana kita bisa melihat ada air terjun menyatu dengan pantai? Makanya kalo datang ke sini jangan lupa foto, biar eksis! Dengan sebuah DSLR atau smartphone yang dilengkapi dengan aplikasi camera360, maka anda akan bisa membuat sebuah foto keren di sini!
Oh iya tempat ini juga lumayan kok untuk tempat pacaran, dibuktikan dengan banyaknya pasangan yang duduk berdua di bawah karang saat saya ke sana, (dan of course saya tidak membawa pasangan saat itu…………).
Bayangkan aja kamu duduk berdua sama pasangan di bawah batu karang sambil melihat air terjun, dan berkata..
“Dek buat kamu aku rela terjun bebas ke laut seperti air terjun itu untuk menyelami hatimu yang terdalam..”
“Boleh mas tapi dompet sama kunci motornya ditinggal ya.. sana mas cepetan nyebur..”
“…..”
Saat kami sudah puas dan berniat meninggalkan tempat ini, di tempat parkir, kami diberi tahu oleh tukang parkir bahwa ada sebuah pantai di sebelah pantai Jogan ini, namanya Pantai Nglambor.. atau Pantai Lambhor ya nulisnya? Yah pokoknya itu deh. Karena penasaran, sekalian aja kami langsung menyambanginya. Jalan di Pantai Nglambor lebih menantang dari Pantai Jogan karena masih berlandaskan batu putih yang diratakan. Sepertinya keberadaan Pantai Lambor ini blom banyak diketahui masyarakat, jalan masuknya aja cuma berupa gang kecil tanpa penunjuk jalan. Belum ada tempat parkir kendaraan dan untuk menuju ke pantai kita harus berjalan kaki dulu menuruni bukit.
Awalnya saya sempat bingung, Nglambor ini sebenernya Pantai apa toko bangunan. Soalnya sejauh mata memandang yang terlihat cuma material batu aja. But wait, when we look closer… di balik batu-batu material itu terdapat banyak sekali ikan dan makhluk hidup lainnya. Saya yang dari dulu suka liatin ikan langsung anteng dan khidmat mengamati gerak-gerik ikan-ikan itu.
Nun Jauh di seberang Pantai, terdapat bongkahan batu yang saya duga sebagai pulau. Namun karena capek, saya tidak sempat mendekati pulau itu. Bagi kalian yang suka menyepi untuk menikmati keindahan alam, tempat ini bisa menjadi alternatif yang bagus. Namun, bagi saya yang saat itu perutnya keroncongan dan juga karena sejauh mata memandang tidak ada satupun warung yang terlihat, segera angkat kaki dari pantai ini adalah keputusan yang tepat karena sang perut sudah mengirim sinyal SOS dan minta diselamatkan 😀