Hari terakhir di Guilin, merupakan hari paling gila sepanjang sejarah per travelingan saya. Bagaimana tidak ? kami melakukan total tiga kali hiking ( ha ha ha ha ). Saya ini memang punya hobby glundung kalau naik naik bukit begitu – alasan kenapa saya gak suka hiking dan naik gunung. Tapi apalah daya, masak iya udah bayar mahal dan jauh jauh ke Cina gak ikut motret gara gara males hiking ??? Di hari terakhir hunting ini kami harus bangun jam 3 pagi ( lagi! iya sudah saya bilang foto trip itu bukan untuk leisure ). Hari sebelumnya kami harus berangkat pagi pagi juga untuk memotret fisherman yang sudah di setting. Note : nyamuk Cina ganas sekali, selalu bawa lotion anti nyamuk dan pakai celana panjang!
Di hari terakhir kami mendaki goa Sun Go Kong ( Ini sih bisa bisa nya saya saja, karena memang bentuk bukit bukit nya seperti bukit lima jari hahaa ). Menurut pak Wartono kita harus berangkat pagi pagi karena biasanya banyak yang mau motret di tempat ini, sementara spot untuk foto tidak terlalu banyak. Kalau gak salah nama daerahnya Xiangongshan. Letak bukit ini tidak terlalu jauh dari tempat setting fisherman. Sebenernya hiking menuju ke puncak tidak terlalu jauh, hanya saja tangga yang tidak teratur dan tingkat kecuraman nya yang membuat hiking ini lumayan berat. ( Setelah hiking di Jinkeng, saya rasa standart kami tentang ” hiking yang berat” menjadi sangat tinggi – sombong!)
Kami beruntung karena hari itu tidak terlalu banyak fotografer, sehingga kami leluasa sekali. Setelah puas foto – foto dari atas bukit kami lanjut ke Yangdi dan melintasi sungai Li menuju Xin Ping old town menggunakan rakit! . Semacam pecinan nya di sana – aneh! Di cina ada pecinan ???! Semacam kota tua begitu lah.Perjalanan menggunakan rakit memakan waktu sekitar 1,5 jam. Tiga puluh menit pertama sih masih bisa foto foto narsis, setelah itu kami terbuai oleh angin sepoi sepoi dan lalu zzzzzzzzzz … Ada foto wajib ketika mendarat di Xin Ping. Karena bukit di sana itu adalah bukit yang sama dengan yang tertera di uang 20 Yuan. Kebetulan waktu sampai Xin Ping banyak tempat yang di renovasi, jadi kami tidak begitu banyak mendapat foto.
Kami melakukan dua photo session di Xin Ping. Hunting Human Interest dan setting fisherman bersama burung penangkap ikan mereka. Setelah itu kami menuju Red Flute Cave di Guilin. Ini Goa dengan stalagmit dan di beri lampu berwarna warni. Saya sudah cukup capek sehingga tidak banyak melakukan foto – sempat dipaksa jadi model foto narsis untuk nyobain kamera. Untuk mencapai ke Goa nya pun kami harus jalan kaki mendaki lagi, jalanya tidak berat saya saja yang sudah capek. Sebenernya ada monorail tapi kata guide nya mahal. Di dalam Goa penuh teknologi, mulai dari lampu lampu sampai pertunjukan 3D. Di goa ini ada kartu khusus yang gunanya mengaktifkan pertunjukan di setiap spot – semacam kunci nya gitu-. Kita bisa masuk ke dalam dan “nebeng” grup dengan guide dari sana kalau gak mau bayar guide * licik* . Saya memutuskan untuk keluar terlebih dahulu * karena bosan* ..
Saya hampir lupa, kami juga mengunjungi Shangrila. Semacam taman buat piknik begitu ( saya lupa di hari keberapa kami mengunjungi Shangrila). Setiap kali ada tamu memasuki Taman, ada sekelompok anak muda yang sudah siap menyambut dengan memainkan alat musik tradisional Cina. Seru!. Tujuan utama kami adalah memotret dari atas taman ini, tapi ternyata prosedur nya ribet dan kami hanya dapat waktu beberapa menit dengan maximal 9 orang berada di atas. Daripada tidak sama sekali ?
Setelah dari Red Flute Cave, saya pikir tinggal bersenang senang saja. Tak taunya masih ada sekali lagi hiking! Tidak semua peserta ikut. Karena memang mereka sudah terlalu capek. Akhirnya hanya beberapa dari kami memutuskan untuk kembali mendaki bukit ini. Tujuan kami adalah bright moon peak. Tangga menuju ke puncak lebih manusiawi, track pun tidak begitu berat. Sesampai di sana kami mendapatkan city view yang menurut saya oke punya. Kami menghabiskan beberapa jam di atas. Kami pun mulai turun di saat hari mulai gelap. It was worth it!
Semuanya terbayar! Taukah kalian kalau orang Indonesia punya cukup reputasi di Cina ?
Ketika kami mendaki bright Moon Peak Ini, penjaga loket bertanya kepada Jonny, turis dari manakah kami ? Ketika Jonny menjawab dari Indonesia mereka kaget. Karena orang Indonesia yang dateng ke tempat ini jarang yang mau mendaki. Rata rata mereka hanya berkeliaran di seputar pertokoan! Lain lagi sewaktu kita di shelter bus di jinkeng, seorang pedagang menanyakana asal kami, kami menjawab dari Indonesia. Mereka lalu berkata ” Orang Indonesia itu kaya kaya” – YEAH RIGHT!
Kami agak sedikit kecewa dengan hotel tempat kami menginap di Guilin untuk malam terkahir. Kasurnya seperti dipan! Guilin termasuk kota yang ramai. Lebih ramai dibanding dengan YangShuo. Saya sih lebih suka YangShuo! It was really exhausting but very fun trip. Bahkan si Jonny (guide kami), menyebut kami adalah grup paling gila yang pernah di bawa!
Keesokan harinya kami kembali ke terbang ke KL dan dilanjutkan ke Jakarta.
Kembali bertemu sate, gado gado, dan toilet dengan air!
Bahagia itu memang sederhana!
– end –
Keren banget hasil jepretannya. Pengen banget kesana belum kesampaian. Thanks ya buat infonya.
http://www.littlenomadid.blogspot.com
thank you 🙂
Siap siap kamus kalau ke sana yaaa .. 🙂