Tuanku Imam Bonjol, Agus Salim, Tan Malaka, Muhammad Yamin, Buya Hamka, Soetan Sjahrir, dan Mohammad Hatta adalah nama-nama pahlawan kemerdekaan yang sering kita dengar dalam pelajaran Sekolah Dasar. Dari beberapa nama tersebut terdapat satu kesamaan, yaitu mereka merupakan tokoh kemerdekaan yang dilahirkan dari suku Minangkabau. Suku Minangkabau adalah suku yang berasal dari dataran tinggi di Sumatera Barat yang tersebar di daerah Padang, Bukit Tinggi, Pariaman, Payakumbuh dan daerah di sekitarnya. Begitu banyaknya tokoh bangsa yang lahir dari tanah Minang mungkin salah satunya karena keindahan alam Minang. Alam Minang yang begitu indah menurut saya memberikan efek stimultan terhadap sel-sel otak sehingga Tokoh-tokoh tersebut mampu melahirkan karya-karya demi kemerdekaan bangsa Indonesia..
Alhamdulillah akhir bulan lalu kami diberikan kesempatan mengunjungi Sumatera Barat. Selama kurang lebih 5 hari kami berkeliling menjelajah alam Sumatera Barat khususnya di daerah Bukit Tinggi. Berikut beberapa cerita yang dapat kami bagikan bagi para pembaca setia jarangpanas sekalian :
1.Lembah Anai
Perjalanan dari Bandara Minangkabau di Pariaman menuju Bukit Tinggi memakan waktu kurang lebih 2 jam perjalanan. Jalan yang dilalui berupa jalan berkelok dengan didominasi oleh hutan tropis. Jika beruntung saat melewati lembah anai kita akan disuguhi air terjun lembah anai yang beberapa saat lalu sempat menjadi viral di media sosial. Di kala musim penghujan debit air terjun ini cukup deras, sehingga tidak jarang airnya mengucur hingga ke jalan raya.
2. Ngarai Sianok
Ngarai sianok merupakan lembah sempit curam yang terletak di tengah Kota Bukit Tinggi. Ngarai ini terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik Ngarai Sianok menyajikan panorama sungai berair jernih dengan pemandangan Gunung Singgalang sebagai latar. Meskipun tampak sepi jangan khawatir kelaparan selama menikmati pemandangan Ngarai Sianok ini, Kafe Taruko yang terdapat di pinggir sungai ini menyajikan makanan dan minuman khas Sumatera Barat yang sangat recommended.
3. Lembah Harau
Lembah Harau terletak di Kota Payakumbuh Kabupaten Limapuluh Koto. Lembah Harau merupakan sebuah ngarai luas yang diapit oleh tebing-tebing cadas. Lembah Harau juga merupakan bentukan aktivitas tektonik Pulau Sumatera. Seperti yang kita tahu Pulau Sumatera merupakan Pulau yang terletak berdekatan dengan Zona Tumbukan antara Lempeng Indo Australia dengan Lempeng Eurasia sehingga tidak heran bentukan alam di daerah Sumatera Barat didominasi oleh aktivitas tektonik.
Dikala musim penghujan kita akan menjumpai belasan air terjun kecil yang sangat menanjakan mata, ditambah udara yang sejuk dan pemandangan sawah membuat kita betah berlama-lama tinggal di Lembah Harau. Jika kita menginginkan untuk menginap, terdapat puluhan fasilitas Homestay yang tersebar dengan view yang sangat menjanjikan.
4. Kelok Sembilan
Masih di wilayah Payakumbuh terdapat objek wisata lain yaitu Kelok Sembilan. Sebenarnya Kelok Sembilan merupakan jalan penghubung antara Provinsi Sumatera Barat dengan Riau. Dahulu jalur ini merupakan jalur yang cukup berbahaya, karena selain jalur yang berkelok tajam juga terdapat jurang curam. Akhirnya pada tahun 2003 dilakukan pembangunan jembatan layang sepanjang 2.537 meter. Jembatan layang ini diresmikan oleh Presiden SBY pada Oktober 2013. Saat ini justru jembatan Kelok Sembilan ini menjadi objek wisata karena menyajikan pemandangan yang unik.
5. Istana Pagaruyung
Istana Pagaruyung merupakan istana peninggalan Kerajaan Pagaruyung yang wilayahnya pada masa lampau meliputi Provinsi Sumatera Barat. Pada dasarnya istana yang sekarang berdiri di Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar ini merupakan replika. Istana yang asli terdapat di atas bukit Batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan pada tahun 1804. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966. Kemudian pada 27 Desember 1976 dilakukan proses pembangunan kembali Istana yang ditandai dengan peletakan tunggak tuo (tiang utama) pada oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Harun Zain. Bangunan baru ini tidak didirikan di tapak istana lama, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya.
Kemudian pada tanggal 27 Februari 2007, Istano mengalami kebakaran hebat yang disebabkan oleh sambaran petir. Akibatnya, bangunan tiga tingkat ini hangus terbakar. Diperkirakan hanya sekitar 15 persen barang-barang berharga yang selamat. Barang-barang yang lolos dari kebakaran tersebut sekarang disimpan di Balai Benda Purbakala Kabupaten Tanah Datar. Harta pusaka Kerajaan Pagaruyung sendiri disimpan di Istano Silinduang Bulan, 2 kilometer dari Istano Basa.
Masih di sekitar lokasi Istana Pagaruyung, di Cafe Kiniko kita dapat menikmati sajian Daun Lawa, yaitu seduhan daun kopi yang telah di keringkan. Cikal bakal minuman ini adalah pada masa penjajahan, seluruh biji yang dihasilkan di wilayah ini di export oleh penjajah, akibatnya warga lokal tidak memiliki kesempatan untuk menikmati kopi. Berkat tangan kreatif warga akhirnya terciptalah Kopi Daun Kopi ini.
6. Danau Maninjau
Danau Maninjau terletak di kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Danau ini terletak sekitar 140 kilometer sebelah utara Kota Padang, ibukota Sumatera Barat, 36 kilometer dari Bukittinggi. Danau Maninjau sebenarnya adalah sebuah kaldera yang terbentuk dari letusan gunung api purba. View paling baik untuk menikmati Danau Maninjau adalah dari Puncak Lawang. Selain menikmati pemandangan Danau, kita juga dapat melakukan tandem paralayang bersama instruktur profesional.
Masih di sekitar Danau Maninjau kita juga dapat mengunjungi musium Buya Hamka seorang ulama besar pada masanya. Di musium ini terdapat buku-buku karangan Buya Hamka yang tidak hanya membahas mengenai agama Islam, namun juga kesusastraan.
7. Pantai Air Manis
Siapa yang tidak familiar dengan cerita Malin Kundang, seorang anak yang durhaka kepada ibunya dan dikutuk menjadi batu. Jika kita berkunjung ke kota Padang sempatkan mengunjungi Pantai Air Manis, karena disinilah terdapat replika patung Malin Kundang dan pecahan perahu yang digunakan olehnya. Ombak di Pantai Air Manis ini juga cukup besar sehingga banyak wisatawan yang berselancar menaklukan ombak.
8. Bukit Langkisau Painan
Bukit Langkisau terletak di Kota Painan, sekitar 2 jam dengan kendaraan roda 4 dari Kota Padang. Jalan menuju puncak Bukit Langkisau ini cukup curam dan berliku, namun sesampainya di puncak rasa lelah dalam perjalanan terbayar lunas. Dari puncak Bukit Langkisau kita dapat menyaksikan hamparan Samudera Hindia dan Pantai Carocok.
Bagi yang bernyali tinggi, tersedia juga wahala Tandem Paralayang dimana kita akan terbang tandem bersama penerbang profesional yang akan membawa kita terbang di atas pantai.
Demikian sedikit cerita yang dapat kami bagi, semoga dapat menambah referensi tujuan wisata pembaca sekalian